Thursday 28 October 2010

berkah sumpah pemuda... kayanya sih.

hari ini hari sumpah pemuda. kalau bukan garagara timeline twitter yang ramai dengan topik ini ketika hari berganti, mungkin gue bakalan ngeh. dan pas inget kalau sumpah pemuda itu dideklarasikan tanggal 28 oktober 1928, gue baru nyadar kalau hari itu terjadi 82 tahun yang lalu. serasa cantik gimanaa gitu, tanggal 28, 82 tahun... hehehe.

masih pada ingat naskah sumpah pemuda? ini dia...

(gambarnya diambil dari sini)

di bangkok sini, hari sumpah pemuda (tentu saja) terasa sepi. gue sempet ngecek ke website kbri , ga ada kabar tentang perayaan atau upacara tertentu tuh. moga-moga nanti pas hari pahlawan ada. jadinya yang ramai karena hari ini, selain timeline twitter, adalah status facebook teman-teman.

oleh karena ga ada upacara atau perayaan apapun di sini, maka sebagai seorang pemuda pemudi harapan bangsa, yang bisa gue lakukan adalah belajar sejarah pengetahuan (episode minggu ini: tanaman dan atmosfir) sepenuh hati nun jauh di negeri gajah. eh, ternyata hari ini kuliahnya hanya dua jam, dan beres kuliah gue langsung pulang ke apartemen karena pengen tidur siang.

begitu bangun dari tidur siang, gue tiba-tiba kepikiran, pemudi harapan bangsa harusnya bisa melakukan sesuatu yang membuat siang harinya lebih produktif daripada tidur.... huhuhu. jadilah gue mulai buka internet lagi, cari-cari bahan buat si calon skripsi. pemudi harapan bangsa kan tentunya harus merencanakan masa depan dengan bijak supaya kelak bisa berbakti kepada negeri, dan tidak terlarut dalam kesenangan saat ini (hahaha geuleuh). makanya, gue harus memaksimalkan waktu yang ada buat ngumpulin bahan dan lain-lainnya, biar pulang ke jatinangor tinggal usmas! aamiin.

cerita dikit soal penelitian (yang mudah-mudahan bisa jadi skripsi) gue nih, jadi ceritanya gue mau meneliti tentang khor tot, pratet thai atau apologize, thailand, semacam iklan layanan masyarakat yang kena sensor sehingga ga bisa tayang di televisi. iklannya kaya begini:


masih ada yang mengganjal soal penelitian ini, yaitu narasumber kunci yang paling kunci. waktu gue wawancara narasumber gue yang pertama, ternyata beliau ga terlibat dalam proses pembuatannya. maka gue harus cari sang creative director, yang sialnya konon teramat sangat sibuk. bahkan si narasumber pertama itu nampak agak ga rela buat ngasih gue nomor kontaknya. penelitian gue memang dapet banyak bahan baru setelah wawancara itu, tapi tanpa jawaban sang creative director, rasanya masih banyak yang ngegantung.

walhasil, hari ini gue memutuskan untuk google nama beliau, siapa tau ada video wawancara atau apa, yang kira-kira bisa gue pake. eh ternyata gue nemu profil facebooknya. ah, gue nekat aja kirim message, minta kesediaannya buat diwawancara. eh, ga sampe satu jam kemudian udah dibales!

respon positifnya bikin gue girang setengah mati, apalagi gue dikasih nomor hapenya juga. beberapa saat kemudian, setelah harap-harap cemas kalau jam setengah sepuluh itu belum terlalu malam buat beliau, gue memutuskan buat nelepon dan bikin janji wawancara. eh, pas gue bilang, "i hope it is not too late to call...", malah dibales, "okay, we can talk now." edan! untung gue bisa ngeles dengan bilang kalo gue pengen ketemu dia langsung. janjianlah gue buat ketemuan di kantornya minggu depan, pas banget dengan hari di mana gue ga ada kuliah.

baiklah, ini berarti gue ga bisa lagi menunda-nunda beli perekam suara yang nggenah. dan itu berarti mengucapkan selamat tinggal pada promosi beli satu gratis satu produk soap and glory-nya boots, yang udah bikin gue jatuh cinta sekaligus terancam bangkrut.

dan hari ini sepertinya gue bisa tidur sebelum tengah malam.

alhamdulillah.

Monday 25 October 2010

long weekend (lagi)

kalau ada yang nanya, apa hari favorit gue, maka jawaban gue akan hanya ada satu: hari libur. kebahagiaan gue akan jadi berlipat ganda jika liburnya berturut-turut, apalagi kalau lebih dari dua hari. makanya, gue demen banget sama kalender thailand tahun ini. long weekend-nya banyak!

setidaknya, selama hampir tiga bulan gue di thailand, gue udah ngalamin dua long weekend. pertama adalah waktu ulang tahun ratu sirikit, yang juga dirayain sebagai hari ibu, tanggal 12 agustus. nah, hari berikutnya, tanggal 13, itu juga ikut diliburin... dan karena tanggal 11 gue ga ada kuliah, makin panjanglah jadinya libur gue. yang asik, libur panjang ini bertepatan dengan awal bulan puasa, jadinya gue tetep ngerasain hari-hari pertama puasa dengan berleha-leha meskipun judulnya bukan libur munggahan... ehehehe.

long weekend yang kedua akan berakhir delapan belas jam lagi, adalah dalam rangka memperingati hari wafatnya king rama 5. chulalongkorn day, begitulah hari tersebut biasa disebut, sebetulnya resmi dirayakan setiap tanggal 23 oktober, tapi hari liburnya diperpanjang sampai hari senin. apa yang biasa dilakukan orang thailand waktu chulalongkorn day, bisa dilihat di sini. sayangnya, pas chulalongkorn day, gue terlalu sibuk menjelajah chatucak market, jadi ga sempet mampir ke royal plaza... dan toh hari senin juga ga ada kuliah, jadi ga kerasa-kerasa amat liburnya.

oh, dan gue terpaksa menghabiskan libur panjang ini tanpa ngelayap ke mana-mana, karena gue dibuat tepar oleh batuk pilek dan badan pegal linu lemas letih lesu. ihiks. untung hari senin ini libur, jadi (kayanya) klinik kampus tutup... jadi gue bisa punya waktu satu hari lagi buat masa penyembuhan. semoga gue jadi ga usah dateng ke sana sama sekali, dan mengadu pada dokter jaga kalo gue mengalami masuk angin berat, yang gue bahkan ga tau bahasa inggrisnya apa...

p.s: gue dalam hati merasa lega karena menghabiskan pagi di chulalongkorn day untuk bersih-bersih kamar.

halal (?)

sejak tinggal di bangkok, gue baru menyadari kalau selama ini gue sangat dimanjakan dengan label halal, yang hampir pasti tercantum di semua produk yang gue konsumsi. ah, mungkin ini salah satu hal yang membuat indonesia boleh merasa ringan hati atas keberadaan majelis ulamanya. label halal pun kemudian jadi penentu apakah suatu produk akan dikonsumsi oleh sebagian besar orang indonesia, yang kebetulan adalah muslim, atau yang setidaknya peduli kalau makanan (dan minuman) mereka bebas unsur babi.

kalau ga ada label halal, berarti haram. kalau haram, jangan dimakan. kalau yang haram dimakan, nanti dosa. dan karena ga bakal dimakan, jadi jangan dibeli. better safe than sorry, begitu kata mbah-mbah gue, yang senantiasa mengajarkan abstinence untuk hal-hal yang sekiranya menimbulkan keraguan atau terancam membahayakan.

menurut wikipedia, islam adalah agama kedua yang paling banyak dianut di thailand setelah buddha (empat persen sih, dengan buddha 95 persen dan lain-lain satu persen). jadi, sebetulnya ga susah-susah amat buat nyari makanan atau minuman halal di thailand, karena akan selalu ada konsumennya. label halal juga umum ditemukan di berbagai produk, misalnya air botolan atau makanan dalam kemasan.

kalau di indonesia, gue boro-boro merhatiin label halal di makanan atau minuman. soalnya, kalau minuman udah hampir pasti selalu halal, sedangkan makanan yang ga halal selalu ada di rak terpisah. paling yang perlu dicek ya tanggal kadaluarsa. tapi, di thailand, mana ada rak tertentu dengan keterangan "mengandung babi"?

nah, itu baru kalau makanan atau minuman dalam kemasan, yang bisa dibeli di pasar swalayan. kalau mau jajan, itu agak lebih ribet.

sebetulnya gue selalu ngiler dengan jajanan bakar-bakaran di pinggir jalan, yang ga cuma sate daging tapi juga ada sosis, baso, dan seafood macam cumi-cumi bakar atau crabstick imitasi. sayangnya, jajanan ini hampir selalu melibatkan daging babi, atau dibakar dengan lemak babi gitudeh. mau tanya soal kehalalan juga susah, bahkan dengan pertanyaan "muslim can eat?", karena yang jualnya ga bisa bahasa inggris.

kalau di kantin kampus, kesulitannya adalah menu yang cuma ditulis dalam aksara thailand, selain penjualnya yang ga bisa bahasa inggris. jadilah gue selalu minta bantuan temen gue buat pesen makanan. untungnya gue cuma ada satu hari kuliah dari pagi sampai sore, jadi di hari-hari lainnya gue bisa makan siang di rumah, masak sendiri.

sejauh ini, paling gampang ngecek kehalalan makanan adalah kalau jajan di food court. berhubung pusat perbelanjaan di bangkok banyak dikunjungi turis, para pedagang makanan di food court biasanya bisa bahasa inggris. menu-menu restorannya juga ada terjemahan bahasa inggrisnya, jadi kalau ada yang isinya pork semua ya dilewat saja. kalau ada restoran yang jual makanan dengan babi tapi juga punya hidangan lain kaya ayam, sapi, atau makanan laut, bolehlah dipilih.

oh ya, restoran muslim juga sebetulnya banyak tersebar di thailand lho, apalagi di bangkok yang notabene ibukota. kalau di pusat kota, banyak restoran muslim tersebar di sepanjang jalan petchaburi dan daerah pratunam. cuma, karena memang itu area yang agak touristy, jadi siap-siap aja dengan harga makanan yang lumayan overpriced - apalagi kalau restorannya terletak di bangunan berpendingin ruangan dan menunya berbahasa inggris. tapi tenaaang, ga semua restoran muslim itu mahal kok. salah satu restoran muslim favorit gue ada di jalan krungthep kritha. sup mi daging sapi di sana juara banget, dan harganya ga nyampe 50 baht (tapi ongkos ke sananya 40 baht bolak-balik kalo naik bis ac, hahaha). sayang, di sana ga ada menu tertulis, apalagi pakai terjemahan bahasa inggris, jadi gue kalau ke sana pasti bareng linda. terus, di chatucak market juga ada beberapa kios makanan halal, letaknya di sekitar menara jam (bukan yang di chatucak park lho tapinya).

jangan lupakan satu tips sederhana: when in doubt, ask. ga ada salahnya buat konfirmasi ke pedagangnya, supaya jangan masukin bahan-bahan yang mengandung babi ke pesanan kita. minggu lalu gue bermaksud beli fish ball noodle soup di food court platinum mall, dengan asumsi kalau bakso ikan pasti bakal dimasak dengan kuah ikan dan dicampur saus ikan, jadi halal lah ya. eh pas gue iseng bilang, "please don't put anything with pork", ternyata mereka masaknya pakai kuah babi. jrengjreeeeng... untung nanya.

gimana kalau ragu-ragu, tapi mau nanya juga susah? di kemasan ga ada label halal, tapi tampaknya ini makanan yang aman - wafer coklat atau abon ikan misalnya - dan komposisinya ditulis dalam huruf yang kita ga bisa baca?
nah, kalau sudah begini, cuma satu kalimat yang bisa dijadikan pegangan: bismillah, Allah maha mengerti kok...

Thursday 21 October 2010

20102010

waduh, cinderella-nya telat pulang seperempat jam. jadi ga sempet posting sebelum hari dengan tanggal paling cantik di tahun ini berakhir. hahaha geuleuh.

pada umumnya, hari ini sangat tidak umum.
pertama, gue ga menjalankan ritual minum setengah gelas air hangat dicampur lemon dan madu begitu bangun tidur (baidewei, ini berhasil melancarkan kunjungan ke toilet lho). makanan pertama gue hari ini justru wafel dengan eskrim vanila dan selai stroberi yang dibeli di restoran cepat saji. dan makan siang gue adalah sebungkus abon ikan merk taro yang dimakan sambil kuliah.

kedua, gue ga meninggalkan apartemen dengan berseragam dan tujuan kampus. gue justru pergi ke pantip, ketemu amirul yang dateng kemarin pagi dari singapur buat liburan lima hari di bangkok. setelah bertingkah macam turis dengan foto-foto di depan kbri bangkok, waktunya berangkat ke kampus buat kuliah thai culture.

dan inilah ketidakbiasaan yang ketiga; gue menyelundupkan orang buat ikut kuliah.

keempat. gue nonton film ini di kelas, dan gue ga takut. buat gue, ini lebih kaya film tragedi cinta alih-alih horor. tapi tetep aja begitu beres nonton jadi parno sendiri, apalagi setelah sampe apartemen... hahaha penakut.

kelima, pulang kuliah gue pergi ke lumpini park buat main ayunan dan foto-foto. dalam rangka menunaikan janji pada salah satu sponsor, gue bermaksud keluyuran bangkok dengan pakai kaos dari mereka dan diabadikan dalam gambar. walhasil, abis kuliah gue ganti seragam dengan kostum kaos dan celana pendek. dari kampus gue ke lumpini park naik mrt, naik di sam yan dan turun di lumpini, ongkosnya 18 baht. eh pas pulang dari lumpini park gue baru tau, kalau bis nomor 47 yang biasa gue naikin kalau mau berangkat kuliah, itu nyampe depan lumpini park. dan bis itu ongkosnya jauh dekat hanya 7 baht saja. asemm.

alasan keenam yang membuat hari ini tidak umum, kalau tidak dibilang spesial, adalah karena hari ini adalah pertama kalinya gue mencoba thai massage. alasannya sederhana: "masa udah di thailand tapi belum pernah nyoba thai massage?" hahaha cemen. tapi biar cemen, hasilnya memuaskaaaan... dengan 150 baht (sekitar 45 ribu), gue bisa dapet thai massage seluruh badan selama satu jam di salah satu massage parlour di pratunam center. harga segitu adalah yang termurah sejauh ini, karena di tempat lain harga umumnya udah 250 ke atas. nanti yang ini nyusul ada ceritanya sendiri deh.

alasan ketujuh adalah makan malam di restoran yang menyasar turis. namanya maedah restaurant, lokasinya di daerah pratunam, pokoknya dari baiyoke sky hotel bisa jalan kaki. sebenernya, yang bikin gue dan amirul mau makan di sini adalah tulisan "muslim food" dan "open until 12 am" di pintunya. eh ternyata harga makanannya sadis banget, masa nasi tomat doang 70 baht? ya nasib orang laper, kamipun pasrah dengan harga yang berlipat ganda itu. akhirnya gue mesen nasi tomat pake ayam, harganya 160 baht, dan udah siap-siap suudzon kalau nasi tomat itu adalah nasi pake saus tomat, ayamnya bakalan lebih banyak tulang daripada daging, porsinya kecil, etc etc. eh ternyata di luar dugaan, nasi ayam tomat ini porsinya segede buta. ini mah bisa banget dimakan berdua, bahkan bertiga juga oke kayanya. nasi tomatnya juga ternyata pake rempah-rempah, ga cuma nasi dikasih tomat. dan ayamnya, astaganaga, ada dua, dan dagingnya super tebal dan empuk. juara deh pokoknya. maafkan aku ya Tuhan, aku sudah berprasangka buruk huhuhu.

alasan ke delapan adalah jadi penyusup di malam hari, setelah menyusupkan orang di siang hari,kali ini tujuannya adalah observation deck (lantai 77) di baiyoke sky hotel, yang mana merupakan hotel paling tinggi di thailand. di sana gue bisa ngeliat pemandangan kota bangkok dengan lampu kota kelap-kelip, dan kalau gue bukan penghuni (atau diselundupkan oleh penghuni) hotel, gue harus bayar 200 baht buat naik ke sini. oh how i love superlatives (and being smuggled. lol).

alasan ke sembilan, dan terakhir, yang membuat hari ini tidak umum adalah gue turun dari taksi karena ternyata dia ga mau nyalain argo dan langsung minta seratus baht buat nganterin gue ke rongmuang. padahal, ongkos normal kalo pake argo ga lebih dari 60... cih. tapi jadinya gue terdampar di pinggir jalan ratchaprarop yang sunyi nungguin taksi, aih ngeri dah. untung ga berapa lama kemudian ada taksi lewat. ga mau kena scam lagi, gue pastiin dulu kalo supirnya bakal nyalain argo. lima belas menit kemudian, gue selamat sentosa sampai apartemen dengan ongkos 57 baht saja. ah, bahagianya...

kesimpulannya, hari ini banyak ketidakbiasaan yang terjadi, sebagian karena gue bertingkah sok turis padahal gue mahasiswa yang harusnya berhemat supaya bisa hidup dengan beasiswa semata. tapi ketidakbiasaan itu membuat gue senang hati kok, even if i gain some extra happy fat gapapa deh. hehehe.

oh, kayanya ada lagi satu ketidakbiasaannya: gue ga mau utang posting, jadi ceritanya langsung diketik. tapi, seperti biasa, gambarnya menyusul... :p

Sunday 17 October 2010

tentang uang

spoiler alert: postingan kali ini, meskipun memiliki satu tema utama, isinya akan sangat random.

1. ketika pergi ke tempat belanja di mana barang-barangnya bisa ditawar, make sure that you are loaded (dalam hal pundi-pundi uang, tentunya). di tempat semacam ini, there is no such thing as window-shopping. lapar mata bisa mengalahkan segala tekad untuk bisa berhemat. hal ini berlaku di seluruh dunia.

2. dolar amerika serikat adalah mata uang paling versatile untuk dibawa melancong ke luar negeri, karena pasti diterima di konter penukaran uang (di baris pertama, lagi!). tapi pastikan uang kertasnya masih licin dan mulus tanpa lipatan, ya. usahakan juga nominal uangnya besar, 50 atau 100. kalau lebih rendah, nilai tukarnya juga lebih rendah... *ga mau rugi

3. dolar amerika serikat adalah mata uang resmi di timor leste. waktu gue ketemu anak unpas asal timor leste di lomba debat lspr, dia bilang, "kalau kamu kerja satu tahun di timor leste, lalu pulang ke indonesia, kamu pasti bakal kaya-raya!"

4. berlawanan dengan dolar amerika serikat, mata uang rupiah susah ditukar kalau perginya sedikit lebih jauh dari negara tetangga yang cuma berbatasan darat atau laut. di malaysia dan singapura, rupiah masih diterima di konter penukaran uang. tapi di thailand ternyata hal itu tidak terjadi, saudara-saudara! jadi, waktu gue sedang miskin baht, dengan terpaksa gue menukar sisa dolar, euro, dan... ringgit! hahaha. padahal semua mata uang itu gue ga punya nominal yang lebih gede dari lima puluh, tapi ya mau bagaimana lagi...

5. untuk melancong di negara-negara di asia tenggara, mata uang dolar amerika memang yang paling aman untuk dibawa-bawa. tapi, kalau mau bepergian ke negara-negara tetangganya thailand, bawa baht juga oke kok. menurut pengalaman temen gue, yang kebetulan orang indonesia asli tapi lagi bertandang ke laos, dia pernah ditanya mau bayar pakai mata uang lokal atau baht, karena dia dicurigai berasal dari thailand... hehehe.

6. saat berlibur ke manapun, selalu usahakan kunjungi tempat yang ga perlu bayar tiket masuk. ingat saja ini: untuk pergi ke sana saja sudah (hampir pasti, kecuali dianterin) keluar ongkos, kalau untuk masuknya harus bayar lagi, the place is better be worth it. sudah cukup gue diporotin sama museum botol di pattaya yang harga tiket masuknya 200 baht seorang, sementara isinya cuma tiga ruangan penuh botol berisi bangunan-bangunan mini. tau gitu mending sekalian ke ripley's.

7. menawar itu tidak dosa! yah, kecuali nawar makanan di restoran atau barang di mall. selalu mulai dengan 40-50 persen dari harga yang ditawarkan, terus naik sedikit-sedikit. bisa juga tanya, berapa harga pas yang mereka mau kasih. misalnya, ada sepatu super keren yang harganya seribu baht. tawar sekitar 400-500 baht, lalu tanya harga pasnya berapa. tawar dengan selisih seratus baht. masih terlalu rendah? tawar dengan selisih lima puluh. lalu dua puluh lima. masih terlalu mahal? senyum saja, terus tinggalin tokonya... hahaha.

8. pelajari rute bus. seringkali, alat transportasi yang satu ini bisa lebih murah daripada kereta dalam kota, angkot, atau bahkan taksi. maklum, jauh dekat, sekali jalan tarifnya flat.

9. selalu simpan uang kecil di dompet khusus recehan, terpisah dari dompet utama. selain supaya dompet utamanya ga bulging karena kepenuhan koin, dompet receh ini juga berguna saat kita perlu mengeluarkan uang di tempat umum, misalnya bayar ongkos bus atau jajan di pinggir jalan.

10. selalu sediakan uang kertas dengan besaran yang cukup untuk naik taksi pulang ke rumah, di saku jaket atau celana. yah, hitung-hitung pencegahan kalau terjadi hal-hal di luar rencana. kalau uangnya tidak terpakai sampai jaket atau celana itu sudah waktunya dicuci, ya syukur alhamdulillah... jangan lupa dikeluarkan dari saku dan dikembalikan ke dompet. hehehe.

11. selalu sedia uang koin sepuluh baht. ini tips yang sangat lokal, tapi akan sangat berguna. gue udah berkali-kali kehabisan uang sepuluh baht, dan hasilnya adalah kesulitan waktu mau beli tiket bts sekali jalan, atau cuci baju pakai coin laundry yang hanya terima kelipatan sepuluh baht. kalau punya uang koin dengan nominal yang lebih kecil, gunakan itu untuk bayar ongkos bus. kondekturnya ga bakal pundung, kok.

12. kalau melancong ke luar negeri yang kebetulan tidak berbahasa inggris, tapi kira-kira menarik untuk dijadikan tujuan belanja heboh, belajarlah berhitung (dan menawar) dalam bahasa setempat. selain menambah kosakata baru, para pedagang setempat bisa "tiba-tiba" ngasih diskon ekstra kalau kita "berusaha" menawar dengan bahasa ibunya. this is my homework as well, karena sejauh ini gue baru bisa nawar tuk-tuk untuk pulang ke rumah... hahaha.

Tuesday 12 October 2010

chamcuri square: seharusnya versus kenyataannya

chamcuri square sebetulnya adalah salah satu tempat favorit gue di lingkungan universitas chulalongkorn.

pertama, karena chamcuri square inilah shopping mall yang paling deket dari kampus gue, dan bisa ditempuh dengan lima menit jalan kaki. buat anak-anak fakultas ekonomi atau akuntansi malah lebih enak, karena si chamcuri square ini sebelah-sebelahan banget sama mereka. kedua, karena di sini ada tesco lotus, di mana gue bisa beli otak-otak goreng kesukaan gue, untuk kemudian dimakan sebagai makan siang di food court. ketiga, karena food court-nya nyaman banget buat jadi tempat makan sambil belajar, dan ga bakal dikomplain kalau bawa makanan dari luar. keempat, ada dairy queen (dengan eskrim green tea yang harganya 25 baht) dan gerai es gelato yang super enak. kelima, ada stasiun mrt yang terintegrasi, jadi gampang kalau mau ke mana-mana... termasuk ke lumpini park. keenam, karena rasanya gaya aja gitu... chamcuri square kan dibangun di atas tanah milik kampus, jadi secara ga langsung gue bisa bilang kalo kampus gue ga cuma punya gedung-gedung perkuliahan, tapi juga pusat perbelanjaan... hehehe.

chamcuri square ga hanya berisi toko-toko, tapi juga perkantoran dan rumah tumbuh. ini sedikit banyak bikin gue keinget sama feni rose dan tayangan agung sedayu grup di minggu pagi (tiga puluh menit isinya iklan semua, dan paling lambat harus beli hari itu juga karena harga sudah naik esok harinya). kompleks kantor dan residensial yang terintegrasi, bangunan modern di tengah kota, super strategis dan investasi premium dengan nilai yang terus meningkat... intinya: location, location, location (jadi jangan protes kalo harganya mahal ga ketulungan). oke, ini jadi mirip ahmed the dead terrorist juga ternyata.

kalau main ke chamcuri square, gue suka berandai-andai... kalau gue bisa nyewa salah satu apartemen di sana pasti enak banget. mau ke kampus tinggal jalan kaki, mau belanja tinggal turun lift, mau ke stasiun mrt ga usah keluar bangunan. pemandangan malam harinya juga ga jelek-jelek amat. lokasi chamcuri square itu sempurna, terutama buat mereka yang sehari-hari beraktivitas di lingkungan universitas chulalongkorn. tapi gue boro-boro berani ngebayangin harga sewa perbulannya berapa (itupun kalau bisa disewa bulanan). maklumlah, apartemen gue yang sekarang aja sebenernya lebih mirip kamar kost-an. itupun ga mentereng-mentereng amat... dengan biaya sejumlah yang gue keluarkan buat bayar sewa sebulan, di jatinangor gue bisa ngekost paling tidak lima bulan.

baru tadi pagi, di kelas filosofi, gue tau kalau chamcuri square itu seharusnya bukan dibangun sebagai gedung pusat perbelanjaan-slash-kantor-slash-apartemen mahal. instead, pengurus kampus pada masa itu menjanjikan chamcuri square untuk jadi kompleks pemukiman bersubsidi buat pegawai dan dosen kampus bergaji rendah, supaya mereka bisa tinggal dekat kampus dan hemat biaya transportasi. setidaknya, itulah cita-cita peruntukan dibangunnya chamcuri square. dan itu sebelum krisis moneter 1998 (yang ternyata di sini beken dengan istilah tom yam kung crisis). singkat cerita, proyek chamcuri square terbengkalai selama bertahun-tahun akibat krisis. ketika kemudian kontraktor bermaksud memulai ulang proyek ini, mereka diskusi lah sama pengurus kampus yang baru, yang ternyata punya cita-cita yang beda dengan pengurus lama. mereka memutuskan buat bikin shopping mall dan bukan lagi low-cost housing.

jelaslah para pegawai, yang udah nunggu-nunggu proyek low-cost housing itu jadi selama bertahun-tahun, geram bukan main. tapi mereka ga bisa nuntut the new establishment untuk memenuhi janji pengurus lama, karena toh yang bikin janji adalah pengurus lama dan udah lengser. dan chamcuri square, pada kenyataannya, kini berdiri sebagai so-called integrated (yet very very expensive) integrated residential, dan bukan low-cost housing seperti seharusnya.

kalau menurut pembahasan di kelas, pengurus kampus yang baru ini jelas udah melanggar harm principle-nya om john stuart mill. karena, keputusan buat membangun chamcuri square bukan lagi sebagai low-cost housing, adalah sebuah bentuk "harm to others", tepatnya violating an explicit promise.

dua minggu berturut-turut ngomongin apa itu "harm to others", kata "harm" lama-lama bikin telinga gue kram. violating an explicit promise, bikin gue keinget pepatah klasik "janji adalah utang", yang bikin guru agama gue waktu sekolah suka bilang, "kalau ga bisa nyanggupin, mending jangan janji. bilang insya Allah aja..." (dan ini seringkali jadi jalan berkelit buat orang yang ga niat-niat amat memenuhi janji tapi ga mau nolak di awal).

ternyata, buat om mill, janji bukan (sekadar) utang, tapi juga bisa jadi bahaya. violating an explicit promise mungkin ga bisa bikin seseorang menuntut pacarnya, yang udah janji "i will marry you and love you forever" tapi ternyata kabur sama selingkuhannya (kaya minami di long vacation)... tapi di amerika serikat sana, kata si dosen filosofi, seorang anak pernah nuntut orangtuanya sendiri karena ingkar sama janji bayarin anak itu kuliah sampe lulus dan lebih milih melancong keliling dunia.

dan gue tiba-tiba jadi teringat banyak sekali janji...
janji memberantas korupsi, mengatasi macet, mengatasi banjir, melindungi perokok pasif, memperbaiki jalanan bolong, janji memberi sponsor berupa tiket gratis *ehm*...
janji-janji, violating an explicit promise, harm to others... ah, janji-janji tinggal janji itu memang berbahaya. apalagi kalau janji itu begitu eksplisit, dan "sudah seharusnya" menjadi kenyataan.

tadi siang gue ke chamcuri square sepulang kuliah, dalam rangka mampir beli pulsa di 7-11. gue ngebayangin apa jadinya kalau bangunan ini beneran jadi perumahan dosen dan pegawai kampus.
dan sejak siang tadi, gue ga bisa lagi memandang chamcuri square dengan cara yang sama.

Friday 8 October 2010

visa punya cerita: extended version

there's always a first time for everything. dan hari ini, adalah pertama kalinya gue ngurus perpanjangan visa. mungkin sebagian dari rekan-rekan pembaca (haihh) akan bertanya-tanya, kok gue harus perpanjang visa segala?

jadi begini ceritanya...
visa non-imigran jenis education di thailand itu cuma ada dua masa berlaku: tiga bulan dan satu tahun. walhasil, status gue sebagai mahasiswa pertukaran, yang belajar selama satu semester (empat bulan efektif) di sini, bikin visa pelajar gue jadi nanggung. jalan yang kemudian gue tempuh adalah bikin visa non-imigran di indonesia, yang berlaku selama tiga bulan, untuk kemudian diperpanjang di thailand.

nah, gue kan mendarat di bangkok tanggal 31 juli, maka visa gue berlaku terhitung hari itu sampai 90 hari kemudian, yaitu tanggal 28 oktober. menurut situs kantor urusan internasionalnya chula, gue harus menghubungi mereka satu bulan sebelum visa gue kadaluarsa, minta surat keterangan kampus untuk perpanjangan visa. awalnya, gue sempet panik - gue kira itu berarti gue harus perpanjang visa sejak sebulan sebelum masa berlakunya habis. ternyata bukan... justru visa baru diperpanjang dalam waktu sebulan berakhir masa berlakunya. hehehe.. *ga jadi panik.

setelah beberapa kali tertunda, akhirnya hari ini gue pergi juga ke biro imigrasi thailand untuk memperpanjang izin tinggal. karena ga mau keluar ongkos gue pergi ditemenin nyokap dan ade gue, yang dengan senang hati ikut ke biro imigrasi karena pengen nyoba naik bts dan mrt.

dulu, biro imigrasi ini lokasinya lumayan di tengah kota, tepatnya di daerah sathorn, sekitar 65 baht naik taksi dari chula. tapi, pas gue ke sana minggu lalu, gue kecolongan: ternyata biro imigrasinya udah pindah ke government building complex di chaengwattana, ga jauh dari don mueang airport. nah, government building complex ini sebenarnya punya konsep yang bagus, karena kantor-kantor sebagian besar kementerian thailand ikut pindah ke sini (termasuk kementerian informasi dan teknologi yang suka blokir-blokir situs internet itu). cuma lokasinya itu lho ya, jauhnya alamakjang...

perjalanan panjang menuju perpanjangan masa tinggal ini dimulai dari stasiun bts national stadium sampai mo chit, lalu dilanjut naik taksi sampai ke government building complex. gue sampai sana sekitar jam setengah satu siang. biro imigrasinya sendiri baru bakal buka (lagi) jam satu, setelah istirahat selama satu jam. khusus untuk orang asing yang tinggal di bangkok, mereka ngurus perpanjangan visanya di biro imigrasi divisi 1, di lantai dua.

prosesnya sendiri sebetulnya ga ribet: minta formulir ke bagian informasi (kalau belum download dari internet dan diisi dari rumah), isi formulir selengkap-lengkapnya, antri buat minta nomor pendaftaran, tunggu nomor pendaftaran dipanggil, serahin aplikasi di konter, tunggu paspor dicap, selesai. sayangnya, gue harus menghabiskan dua setengah jam di biro imigrasi karena antriannya yang ular naga panjangnya bukan kepalang. bahkan dengan aplikasi lengkap terisi di tangan dan tinggal tunggu nomor pendaftaran dipanggil, gue masih harus nunggu dua jam lebih. soalnya, pas gue dateng, nomor pendaftaran yang terpampang adalah nomor 44, sementara gue dapet nomor 97. nunggu 53 orang! hueh.

setelah nunggu dua jam lima belas menit, akhirnya nomor gue dipanggil juga. gue serahin berkas-berkas aplikasi di konter, bayar 1.900 baht buat ongkos, tunggu lima belas menit... cringcringcring... gue bisa tinggal di thailand sampai tanggal 15 januari 2011. tapiii... gue wajib balik lagi ke biro imigrasi buat lapor diri, kalau gue masih ada di thailand tanggal 5 januari (dengan catatan gue ga meninggalkan thailand dalam kurun waktu tersebut, karena visa thailand bakal otomatis hangus kalo pemegangnya pergi ke luar negeri). hmmm... berarti, kalo ga mau repot-repot lapor diri, gue harus pulang sebelum tanggal 5 januari. bisa lah... mudah-mudahan si tiket gratis udah ada kelanjutannya.

selama gue ngurusin visa, gue sebatang kara aja. nyokap dan ade gue lebih milih untuk liat-liat pameran produk thailand yang kebetulan lagi diadain di gedung yang sama. dan tentu saja, mereka kalap belanja, mulai dari kain thailand sampai es cincau dibeli. bahkan nyokap gue sempet beli kerupuk kulit, dengan asumsi bahwa itu adalah kerupuk kulit sapi yang biasa ditemukan di bandung ("enak kok, mbak!"). tapi kemudian kerupuk kulit itu ditinggalkan begitu saja, meskipun masih sisa setengah bungkus, setelah gue membuktikan kecurigaan gue dengan nunjukin label si kerupuk itu ke nyokap. meskipun huruf-huruf di label kerupuk itu ga bisa dibaca, tapi kalau ada gambar kepala babi di sana itu kan seharusnya udah self-explanatory lah ya. hahaha.

anyway, misi memperpanjang izin tinggal ini lumayan berat di ongkos macam pacaran jarak jauh gitudeh. gue harus naik bts dari national stadium sampai mo chit (dan itu ujung ke ujung, dengan ongkos single trip 35 baht), plus disambung naik taksi yang menelan biaya 110 baht. pulangnya pun harus naik taksi lagi ke stasiun kereta terdekat, ongkosnya 130 baht karena muter lewat jalan tol. karena ade gue yang belum pernah naik kereta dalam kota itu pengen nyoba naik mrt, kami menempuh empat belas (!) stasiun dari suan chatucak sampai sam yan dengan harga tiket 40 baht per orang. perjalanan berakhir dengan tuk-tuk dari stasiun mrt ke apartemen, dengan ongkos 30 baht. ffuh!

now, get ready to bear with me for a little bit more, bkk.

Thursday 7 October 2010

welcome to thailand!

tujuh oktober. ulangtahun thom yorke dan juga bokap gue. tapi ada yang lain di tahun dua ribu sepuluh. sebelum mulai tampak seperti iklan, let me tell you what happened on the particular date: it was my first time to ride the airport link.

gue harus bilang, kalo airport link, yang menghubungkan bandara suvarnabhumi dan stasiun bts phayathai di tengah kota, adalah sarana transportasi paling helpful yang ada di bangkok. cuma butuh waktu sekitar setengah jam dari ujung ke ujung. tarifnya juga super hemat: 15 baht untuk sekali jalan. it saves you from a lot of hassle, aside of from spending too much time and money. oke, ini makin terdengar mirip iklan, harusnya gue dijadiin duta airport link aja deh kayanya. hahaha.

tapi, sebagai "keluaran baru" (resmi bisa digunakan secara komersial tanggal 23 agustus kemarin), airport link masih punya banyak hal yang bisa diperbaiki. waktu gue berangkat dari, stasiun airport link di phayathai, misalnya, sistem ticketing-nya masih manual. tiketnya juga masih pakai kertas. dan tanpa fasilitas yang memadai, airport link belum cukup bersahabat bagi pelancong dengan barang bawaan yang banyak atau koper-koper besar, karena ga ada lift. edan aja gitu kalau harus ngangkat-ngangkat koper naik tangga. makanya, waktu di stasiun airport link itu yang kebanyakan gue liat adalah turis-turis backpacker, selain para commuter yang turun di stasiun-stasiun sebelum suvarnabhumi.

sesaat sebelum sampai di suvarnabhumi, tepat sekali ada telepon masuk. begitu turun dari kereta, kucluk kucluk gue naik ke gerbang kedatangan, celingukan nyari konter boots. dan, jrengjrengjreng... there they are!

my mother and baby sister are here!
welcome to thailand!

Wednesday 6 October 2010

homesick remedy

nyokap sms jam sembilan, baru gue baca empat jam kemudian. minta gue cari info seputar weekend trip ke pattaya. dan gue malah jadi berselancar berkepanjangan. cari-cari hostel. mulai menyusun daftar tempat-tempat yang sekiranya akan dituju.

grand palace. wat phra kaew. wat pho. wat arun. wat traimit. democracy monument. national museum. vimanmek mansion dan sekitarnya (lagi). suan lum night bazaar. chatucak market. chinatown. mbk dan mal-mal di sekitar siam (yang buat gue udah kaya pasar baru dan paris van java). chao phraya. hard rock cafe. dream land theme park. hostel murah di pattaya. walking street. jomtien beach. ripley's museum. mini siam. daaaaan masih banyak lagi. aduh, harus cari yang admission fee-nya gratis nih.

mungkin oleh-oleh yang bisa dikumpulkan paling banyak adalah foto-foto keluarga, hahaha.

ah, come to think of it, my mother is such a super brilliant woman to have the idea of coming over in the middle of my exchange. she is such a perfect homesick remedy even before i start feeling the symptoms. and it will be such an ease for me to survive the rest of the semester, before i miss my home too much and cannot wait to be back home.

nunggu nyokap dateng rasanya lebih bikin gregetan daripada nunggu lebaran... hihihi.

Tuesday 5 October 2010

kuliahnya membosankan?

percakapan ini terjadi setelah bubar kuliah seni pertunjukan, ketika seorang temen sekelas gue tiba-tiba nyamperin gue dan nanya,
si teman sekelas (stm): "menurut lo gimana kuliah-kuliah di sini? boring, right?"
gue: "er... not so much..."
stm: "lo ambil berapa mata kuliah sih?"
gue: "lima."
stm: "kenapa ga ambil empat?"
gue: "sebenernya sih gue bisa ngambil maksimal tujuh..."
stm: "tapi gila aja kalo lo beneran ngambil tujuh, lo bisa mati! hahaha..."

sepanjang jalan pulang, gue ga bisa berhenti bertanya-tanya. emang iya ya, kuliah-kuliah gue membosankan?

mungkin, buat sebagian mahasiswa, kuliah bisa jadi sesuatu yang sangat membosankan sampai mereka lebih milih duduk bergerombol di belakang dan ngerumpi, bahkan kadang-kadang bisa kedengeran sama gue yang duduk di depan. atau kalau kelasnya kecil, kaya kelas seni pertunjukan hari ini, mahasiswa yang ngobrol jadi kaya penyanyi latarnya dosen.

bisa jadi, karena kuliahnya (dianggap) membosankan, sebagian mahasiswa jadi ngerasa ga punya insentif buat datang tepat waktu. mereka masih bisa melenggang masuk kelas dengan bebas, bahkan satu jam setelah kuliah mulai! ini bikin gue kena gegar budaya luarbiasa, karena fenomena semacam itu mustahil terjadi di jurusan jurnalistik fikom unpad. kalau udah terancam terlambat lebih dari lima belas menit, mending pulang sekalian daripada mempermalukan diri di depan pintu kelas karena ditolak masuk.

well, ga ada asap kalau ga ada api. sebagian mahasiswa bisa ngerasa bosan di kelas, dan lebih suka ngobrol atau bbm-an, karena sebagian dosen juga lebih suka ngomong sendiri. masa bodoh mahasiswanya mau dengerin atau ga, yang penting materi udah dibahas, blah blah blah, tuntaslah kewajiban. mungkin, kami-kami yang mahasiswa ini dianggap sudah cukup umur, dus bisa bertingkah cukup bijaksana dan dewasa dalam menjalani detik-detik perkuliahan, jadi ga perlu lagi diperingatkan kalo bikin ribut di kelas.

oke. gue masih belum menjawab pertanyaan utamanya: apakah kuliah-kuliah gue membosankan. hmmm.

dari lima mata kuliah yang gue ambil, semua ada plus minusnya. ada yang dosennya monolog dan masa bodoh sama mahasiswa yang ngerumpi di barisan belakang, yang kuliahnya ga pernah mulai tepat waktu karena dosennya sangat sibuk dan selalu sampai di kelas paling tidak setengah jam kemudian, yang dosennya tiap minggu ganti, yang kalau telat lebih dari sepuluh menit ga dapet nilai kehadiran, yang ruangan kelasnya dingin ampun-ampunan, dan lain-lain.

ya, kadang-kadang, kalau gue lagi ga niat sepenuh hati pengen ngampus, kuliah bisa jadi terasa membosankan... tapi setidaknya gue udah milih semua mata kuliah itu untuk dipelajari semester ini. apalagi, di kampus gue ga bisa milih mau ngambil mata kuliah apa, karena gue jumlah sks yang wajib gue ambil adalah 155, dengan mata kuliah yang udah ditentukan. jadi, ketika punya kesempatan buat pilih-pilih mata kuliah sesuka hati, ya gue pilih lah yang kira-kira seru. apa yang terjadi selanjutnya adalah konsekuensi dari pilihan-pilihan gue, yang sebenernya tinggal dinikmati aja.

you can call me a geek. tapi buat gue, se-membosankan apapun suatu kuliah buat gue, orang lain masih punya hak untuk mengikuti kuliah itu dengan penuh perhatian. makanya, gue paling bete kalo ada mahasiswa ngobrol sampai suara mereka bersahut-sahutan sama penjelasan dosen. kalau bisa sih udah gue timpuk pake bakiak yang suka ada di mesjid buat jadi sandal wudu. bleh. mending situ tidur sekalian deh, kan jadi ga berisik(-berisik amat).

padahal kan kampus gue termasuk universitas yang paling prestisius seantero negeri. hampir semua dosennya punya gelar strata tiga, dan ga sedikit dari mereka yang disapa "doctor" atau "professor". they know what to teach and what they are teaching. singkat kata, mereka termasuk yang "ahli di bidangnya". dan kompetisi yang harus dilalui buat bisa kuliah di sini ketatnya gila-gilaan, rok seragam mahasiswa tingkat empat kalah deh. gue kira, dengan reputasi secemerlang itu, gue ga bakal denger celetukan, "kuliahnya membosankan, ya?"

sepanjang perjalanan pulang, gue baca ulang tugas esai seni pertunjukan yang tadi baru aja dibalikin. nilainya bikin gue separuh-bangga, separuh-bingung.

ah, rasanya gue masih harus banyak belajar bersyukur...

(ceritanya) rindu.

rasanya aneh, untuk ga bisa ketemu dengan orang-orang terdekat yang biasanya bisa disapa hampir setiap hari di rumah.
ga bisa rebutan remote tv sama nyokap karena gue ga mau nonton kemilau cinta kamila. ga bisa rebutan online di komputer sama ade gue dengan alasan deadline tugas. ga bisa pergi sama bokap berdua aja terus pulangnya boncengan naik motor. ga bisa makan di sushi tei bareng gisha sama diani terus gue bakal *tanpa sengaja* terus-terusan melirik dinding kaca...

dan ternyata, sudah dua bulan lewat sejak gue melambaikan tangan sambil bercucuran airmata dari gerbang keberangkatan bandara soekarno hatta ke arah mereka semua.

barusan buka blog, liat diani nulis di shoutbox. kemarin malam baru ym-an sama gisha dan ngomongin gurilem. sore-sore terima sms dari ade gue. akhir pekan kemarin, untuk pertama kalinya gue ym-an sama nyokap dengan panjang lebar. di akhir pekan yang sama, akhirnya gue bisa denger suara bokap lewat telepon. rasanya, mereka semua jadi tidak begitu jauh. dan kami semua berbagi rasa rindu yang sama (iya gitu? hahaha).

dipikir-pikir, selama dua puluh dua tahun, gue terbiasa ketemu nyokap gue hampir setiap sore sepulang beliau pulang kantor. sejak enam belas tahun yang lalu, gue udah terbiasa dengan ade gue yang imut-imut dan lovable (tapi bohong). dan (tadinya) gue pikir, melewati berbulan-bulan tanpa melihat orang-orang yang biasa gue lihat akan menjadi sesuatu yang dreadfully unbearable.

tinggal sendirian di negeri orang (yang bahkan hurufnya susah dibaca) sebenarnya tidak terlalu buruk. gue bisa aja mencari-cari hal buat dikeluhkan, there is just too many. tapi, setiap peristiwa gegar budaya yang gue alami justru jadi awal sebuah pemahaman baru tentang nilai-nilai yang sebetulnya ga beda-beda amat meskipun tadinya gue kira asing. pun, setiap kali gue ngerasa ga nyaman menjadi orang asing di antara orang-orang lokal, akan selalu ada yang datang untuk menenangkan. at the end of the day, gue hampir ga punya kesempatan buat merasa kesepian atau rindu rumah. this is just another home, where my heart stumbles upon. dan mungkin nanti gue bakal kangen suara berisik balapan motor liar jam tiga pagi di expressway di sebelah balkon kamar gue...

tapi masih ada dua bulan tersisa untuk bisa merindukan semua yang ada di bangkok. in the meantime, ada yang lebih immediate:

enam puluh lima jam lagi, setelah dua bulan, gue bakal ketemu nyokap dan ade gue. di bandara suvarnabhumi. yes, they are coming to town (!!!)

Friday 1 October 2010

selamat satu sepuluh sepuluh!

jumat, hari pertama bulan oktober dua ribu sepuluh.

hari ini kuliah seminar komunikasi dan isu-isu sosial terkini. disuruh, debat, topiknya tentang news media. rada garing-garing gimana gitu. untung gue dapet giliran pertama. gue belum pernah ngalamin kelas segaring itu, karena debatnya lebih mirip monolog, tapi ya sudahlah akhirnya gue melampiaskannya dengan menggambar kotak-kotak abstrak (yang kata ken: "is this a doormat?").

setelah debat selesai, gue ended up ngerumpi sama ken, mencurahkan hati tentang suka-duka melalui masa-masa menjadi mahasiswa pertukaran. dia tampaknya udah ga sabar pengen pulang, karena sebelum kuliah mulai, dia ngasih gue remembrance gift berupa boneka gajah warna olive yang aih mati lucu sekali. bahkan dia punya kalender hitung mundur di tembok kamarnya, macam harry potter. bedanya, kalau harry potter nunggu tanggal 1 september, dia 4 desember... sementara gue bahkan belum tau bakal pulang kapan karena tiket gratis dari garuda sampe sekarang belum jelas juntrungannya, huhuhu.

setelah kelas selesai, gue memutuskan buat cabut ke imigrasi, perpanjang visa. udah naik taksi mahal-mahal, pas nyampe sana ternyata tempat buat ngurus visa extension itu udah pindah sejak setahun yang lalu! parah deh situs kantor internasional kampus, masa ga apdet buat urusan sepenting ini... mana lokasi barunya jauh banget dari yang lama... haduh. terpaksa harus pergi ke government building deh hari senin. dan chaengwattana itu di mana ya tuhaaan...

dengan awan mendung di hati, gue memutuskan untuk nekat pulang naik bis, dan ujung-ujungnya terdampar di lumpini park tanpa sengaja. sebenernya gue udah lama pengen ke sana, tapi ketunda-tunda terus dengan alasan ga tau harus naik bis nomor berapa. gue malah sempet liat gerbangnya suan lum night bazaar juga, tapi tampaknya belum buka (atau memang udah tutup, entah). tempatnya adem sekali ternyata, banyak pohon-pohon, lapangan berumput, orang-orang lari sore, main sama anak, atau pacaran... hehehe.

di sana juga ada health park gitu, jadi semacam taman dengan alat-alat olahraga yang nempel permanen di taman. sebenernya sih alat-alat olahraga ini mirip sama mainan yang suka ada di taman bermain gitu, kaya perosotan, ayunan, dan teman-temannya. nanti deh gue main ke sana lagi terus gue foto, abis tadi terlalu galau buat njepret-njepret... *alasan. jalan beberapa langkah kemudian, harapan gue nemu taman bermain pun terkabul. hore, ada ayunan! jadilah gue menghabiskan sejam duduk di situ, main ayunan, liatin orang-orang lewat, awan, bangunan-bangunan beton, dan burung gagak di atas pohon. ternyata kaki jadi pegel juga ya, main ayunan sejam nonstop sambil dengerin regina spektor... hahaha. yang penting hati kembali riang...

dan besok, siap-siap main ke vimanmek museum sama ken dan malorie dalam rangka field trip buat kuliah thai culture. jadi harus bayar tiket masuk sendiri sih, tapi gapapalah, kan kalau pakai kartu pelajar bayarnya cuma seperlima harga asli.

aduh, lapar... bikin nasi campur ah, pakai daging cincang sama buncis. nyam!

ah, ternyata di akhir hari, semua yang sudah lewat rasanya seru-seru saja... dan berakhir bahagia.