Monday, 25 October 2010

halal (?)

sejak tinggal di bangkok, gue baru menyadari kalau selama ini gue sangat dimanjakan dengan label halal, yang hampir pasti tercantum di semua produk yang gue konsumsi. ah, mungkin ini salah satu hal yang membuat indonesia boleh merasa ringan hati atas keberadaan majelis ulamanya. label halal pun kemudian jadi penentu apakah suatu produk akan dikonsumsi oleh sebagian besar orang indonesia, yang kebetulan adalah muslim, atau yang setidaknya peduli kalau makanan (dan minuman) mereka bebas unsur babi.

kalau ga ada label halal, berarti haram. kalau haram, jangan dimakan. kalau yang haram dimakan, nanti dosa. dan karena ga bakal dimakan, jadi jangan dibeli. better safe than sorry, begitu kata mbah-mbah gue, yang senantiasa mengajarkan abstinence untuk hal-hal yang sekiranya menimbulkan keraguan atau terancam membahayakan.

menurut wikipedia, islam adalah agama kedua yang paling banyak dianut di thailand setelah buddha (empat persen sih, dengan buddha 95 persen dan lain-lain satu persen). jadi, sebetulnya ga susah-susah amat buat nyari makanan atau minuman halal di thailand, karena akan selalu ada konsumennya. label halal juga umum ditemukan di berbagai produk, misalnya air botolan atau makanan dalam kemasan.

kalau di indonesia, gue boro-boro merhatiin label halal di makanan atau minuman. soalnya, kalau minuman udah hampir pasti selalu halal, sedangkan makanan yang ga halal selalu ada di rak terpisah. paling yang perlu dicek ya tanggal kadaluarsa. tapi, di thailand, mana ada rak tertentu dengan keterangan "mengandung babi"?

nah, itu baru kalau makanan atau minuman dalam kemasan, yang bisa dibeli di pasar swalayan. kalau mau jajan, itu agak lebih ribet.

sebetulnya gue selalu ngiler dengan jajanan bakar-bakaran di pinggir jalan, yang ga cuma sate daging tapi juga ada sosis, baso, dan seafood macam cumi-cumi bakar atau crabstick imitasi. sayangnya, jajanan ini hampir selalu melibatkan daging babi, atau dibakar dengan lemak babi gitudeh. mau tanya soal kehalalan juga susah, bahkan dengan pertanyaan "muslim can eat?", karena yang jualnya ga bisa bahasa inggris.

kalau di kantin kampus, kesulitannya adalah menu yang cuma ditulis dalam aksara thailand, selain penjualnya yang ga bisa bahasa inggris. jadilah gue selalu minta bantuan temen gue buat pesen makanan. untungnya gue cuma ada satu hari kuliah dari pagi sampai sore, jadi di hari-hari lainnya gue bisa makan siang di rumah, masak sendiri.

sejauh ini, paling gampang ngecek kehalalan makanan adalah kalau jajan di food court. berhubung pusat perbelanjaan di bangkok banyak dikunjungi turis, para pedagang makanan di food court biasanya bisa bahasa inggris. menu-menu restorannya juga ada terjemahan bahasa inggrisnya, jadi kalau ada yang isinya pork semua ya dilewat saja. kalau ada restoran yang jual makanan dengan babi tapi juga punya hidangan lain kaya ayam, sapi, atau makanan laut, bolehlah dipilih.

oh ya, restoran muslim juga sebetulnya banyak tersebar di thailand lho, apalagi di bangkok yang notabene ibukota. kalau di pusat kota, banyak restoran muslim tersebar di sepanjang jalan petchaburi dan daerah pratunam. cuma, karena memang itu area yang agak touristy, jadi siap-siap aja dengan harga makanan yang lumayan overpriced - apalagi kalau restorannya terletak di bangunan berpendingin ruangan dan menunya berbahasa inggris. tapi tenaaang, ga semua restoran muslim itu mahal kok. salah satu restoran muslim favorit gue ada di jalan krungthep kritha. sup mi daging sapi di sana juara banget, dan harganya ga nyampe 50 baht (tapi ongkos ke sananya 40 baht bolak-balik kalo naik bis ac, hahaha). sayang, di sana ga ada menu tertulis, apalagi pakai terjemahan bahasa inggris, jadi gue kalau ke sana pasti bareng linda. terus, di chatucak market juga ada beberapa kios makanan halal, letaknya di sekitar menara jam (bukan yang di chatucak park lho tapinya).

jangan lupakan satu tips sederhana: when in doubt, ask. ga ada salahnya buat konfirmasi ke pedagangnya, supaya jangan masukin bahan-bahan yang mengandung babi ke pesanan kita. minggu lalu gue bermaksud beli fish ball noodle soup di food court platinum mall, dengan asumsi kalau bakso ikan pasti bakal dimasak dengan kuah ikan dan dicampur saus ikan, jadi halal lah ya. eh pas gue iseng bilang, "please don't put anything with pork", ternyata mereka masaknya pakai kuah babi. jrengjreeeeng... untung nanya.

gimana kalau ragu-ragu, tapi mau nanya juga susah? di kemasan ga ada label halal, tapi tampaknya ini makanan yang aman - wafer coklat atau abon ikan misalnya - dan komposisinya ditulis dalam huruf yang kita ga bisa baca?
nah, kalau sudah begini, cuma satu kalimat yang bisa dijadikan pegangan: bismillah, Allah maha mengerti kok...

0 feedbacks:

Post a Comment