Sejak Sabtu malam
Tapi gue ga bisa bertingkah macam turis di sini, meskipun seminggu ini gue masih santai karena kuliah belum mulai. Karena ternyata tampang gue adalah tampang tipikal orang Thailand. Alamakjang. Pantesan setiap orang nyapa gue dengan bahasa Thailand, bahkan mbak-mbak kasir Tops market nanya sesuatu ke gue pake bahasa Thailand (yang gue asumsikan sama maknanya dengan mbak-mbak kasir Alfamart yang nanya apa gue punya kartu member), yang gue jawab dengan gelengan kepala semata.
Dan toh, terlepas dari faktor bawaan (baca: muka), gue masih bernasib seperti turis. Dirampok taksi yang mutermuter di jalan, kehabisan mata uang lokal karena harus bayar hostel dengan uang tunai, menggunakan internet di hape dengan semena-mena sampai pulsanya langsung habis (persis kaya waktu di Jerman, cuma nominalnya aja beda), berhari Minggu di pusat perbelanjaan sampai kaki dan dompet nelangsa, dan naik BTS masih dengan single ticket. Lihat saja nanti kalo gue udah punya student pass setelah resmi jadi mahasiswa... muahahahahaha. Selain semua yang telah tersebut di atas, gue juga masih agak bingung dengan akomodasi sementara sebelum dapat apartemen yang pasti bakal disewa selama empat bulan ke depan, . Maka jadilah minggu ini gue turis yang menggembel dengan koper tiga puluh kilo kurang empat ons..
Besok waktunya gue ke kampus buat ngurusin segala tetek bengek administrasi. Mudah-mudahan bisa sekalian berburu apartemen, paling tidak sampai rekan-rekan dari Filipina itu datang tanggal lima, jadi nanti gue tinggal merayu mereka buat pilih tempat yang sama dengan gue *evilsmirk. Mudah-mudahan juga dapet apartemen yang ada dapurnya, jadi bisa masak supermi, aamiin.
Lapar. Tapi ngantuk. Jadinya tidur aja, biar bisa mimpi makan.
I cannot believe am saying this, but I cannot wait for Monday.
0 feedbacks:
Post a Comment