Nemo di belantara lautan, gambarnya dari sini.
Sekarang, bayangkan si Nemo harus mengenakan seragam dengan kancing kemeja harus ada logo sekolahnya, pakai sabuk dan bros yang juga ada logo sekolahnya, tapi semua perintilan itu belum ada yang dia beli (memang seperti apa sih seragamnya?).Bayangkan juga si Nemo baru datang ke sebuah anemon di belahan laut antah berantah yang, meskipun tetangga-tetangganya mirip dia, mereka bicara dengan bahasa ikan yang berbeda, sehingga dia cuma bisa mendengar "glup glup glup", dan kesulitan bahkan untuk memesan makanan di kantin, karena agamanya melarangnya makan daging babi.
Dan di anemon antah-berantah itu, dia belum punya tempat yang tetap untuk ditinggali selama masa kuliahnya yang relatif singkat, karena bilik anemon sewaan rata-rata harus disewa paling tidak setengah tahun lamanya. Padahal dia sudah menclok di anemon itu selama sembilan hari.
Dan si Nemo tidak punya uang untuk membayar deposit si bilik sewaan, karena sekolahnya masih butuh waktu sebelum menunjukkan bahwa mereka murah hati.
Jadi, ketika bangun di Senin pagi ini, Nemo gundah gulana tiada tara.
Sekarang, bayangkan gue sebagai Nemo. Tapi jangan bayangkan gue tinggal di anemon. Oke. Bagus.
Hari ini, si Nemo pergi sekolah dengan hati gundah karena belum punya rumah. Dia datang untuk membeli atribut seragam dan memeriksa jadwal kelas, karena hari ini tidak ada kuliah. Maka, dia memutuskan untuk menyusup ke dalam kelas manajemen marketing (semacam itulah), yang sebenarnya tidak diikutinya. Materi di kelas itu bukan sesuatu yang menarik perhatiannya, meskipun kelasnya sendiri menarik. Tapi si Nemo lebih tertarik dengan jurnalistik.
Tak hanya itu, dia harus pula meninjau bilik anemon sewaan yang jadi incaran, mudah-mudahan segala urusan dan negosiasi mulus lancar dan bisa segera pindah.
Urusan bilik anemon sewaan ternyata berakhir bahagia. Karena membayar separuh uang deposit di muka, si Nemo boleh pindah ke bilik itu secepatnya. Sisa separuh uang deposit dan satu bulan uang sewa di muka boleh dibayar kemudian setelah si Nemo mendapat dukungan sewarna rumput laut dari sekolah. Oh betapa senangnya si Nemo, kini ia hanya perlu membelanjakan dukungan yang didapat dari sekolah untuk membuat biliknya layak huni. Bukti pembayaran deposit dan salinan kontrak sudah di tangan, tinggal datang bawa badan dan barang-barang ketika rasa hati sudah ingin pindah.
Tapi mudah-mudahan ada pilihan yang lebih meringankan. Masih ada hari esok, dan semoga saja apa yang terjadi di hari esok membuatnya tidak perlu menyewa bilik anemon itu sama sekali.
Di akhir hari, si Nemo menyadari, bahwa ketika pulang ke rumah dia harus mengerjakan setidaknya dua pe-er: laporan keuangan harian dan posting blog. Tapi si Nemo senang, karena sudah membeli kartu pass untuk naik kereta langit, dan yang lain-lain juga.
0 feedbacks:
Post a Comment