Thursday, 19 August 2010

"barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan"

Merasa familiar dengan kalimat itu?
Di Indonesia, kalimat yang banyak tampil di kuitansi pembelian barang itu sudah terlalu sering jadi senjata ampuh bagi penjual (apalagi yang nakal) dan kartu mati bagi pembeli (terutama yang sial). Jadilah nyokap gue, dengan pengalaman profesionalnya sebagai Quality Control paling bawel sedunia, selalu rajin menasihati gue untuk "teliti sebelum membeli". Efek sampingnya adalah gue jadi orang yang picky minta ampun, dan tidak terbatas dalam hal belanja, hahaha.

Sebetulnya sih tidak semua barang yang sudah dibeli itu "tidak dapat ditukar atau dikembalikan". Waktu gue SD, gue pernah dapet sepatu warna putih dari Sinterklas (yep, my mum brought me to an event in a mall where we can meet Santa Claus and he will gave us presents because we were "good kids"), tapi ternyata kegedean satu nomor. Hari berikutnya, sepatu itu tiba-tiba ukurannya pas, karena nyokap balik lagi ke toko buat nuker itu sepatu. Salah satu contoh lain bahwa barang yang sudah dibeli "bisa dikembalikan" bisa dilihat di film My Name Is Khan, waktu Shahrukh Khan bilang ke anak tirinya, "return policy only fourteen days". Oprah Winfrey, yang sering bahas tentang orang Amerika yang kebanyakan belanja, juga sering nampilin orang-orang yang cerita kalau mereka akhirnya ngembaliin barang yang udah dibeli setelah sadar kalo sebenarnya barang yang dibeli itu ga penting (-penting amat).

Beralih dari return policy, pernah dengar istilah culture shock? Biasa dialami oleh orang-orang yang baru datang ke tempat yang baru dengan budaya yang berbeda - dalam bahasa Indonesia biasa disebut gegar budaya?
Nah, di sini, gue mengalami hal yang serupa tapi tak sama: customer shock.

Sebelum berangkat, gue beli buku Rp. 2 Juta Keliling Thailand, Malaysia, & Singapura-nya Claudia Kaunang. Dari sana gue mengenal Boots, toko produk kosmetik dan perawatan diri yang berbasis di Inggris Raya tapi pabriknya ada di Thailand. Toko ini sepertinya sangat menyenangkan untuk penggemar body care product macam gue (yang sejauh ini hanya bisa ngeceng barangnya, tapi begitu liat price tag-nya langsung mundur). Sampai sebelum pindahan pun, gue ga beli apa-apa setiap kali mampir ke Boots. Gue cuma diam-diam mencatat nanti mau beli apaan, dan setiap kali mampir, daftarnya makin panjang, hahaha.

Anyway, sehari setelah pindahan dan menyadari kalo gue ga punya sampo, akhirnya gue membulatkan tekad untuk pergi ke Boots dengan misi membeli toiletries dan perkakas kecantikan. Boots sendiri banyak banget cabangnya di Bangkok, hampir di setiap pusat perbelanjaan ada deh kayanya. Mampirlah gue ke Boots di gedung Tesco Lotus Rama I, yang cuma sepuluh menit naik bus nomor 113 atau 47 dari kampus, dan lima menit naik tuk-tuk ke apartemen (tawar dulu sampe supirnya mau dibayar 20 baht :D). Sesampainya di kamar, gue langsung nyobain sunblock muka yang baru dibeli. Nah lho, kok warnanya beda sama yang gue punya sekarang? Dem, ternyata sunblock yang gue beli itu warnanya putih, meskipun di kemasannya bilang warnanya "natural" dan bukan "white". Yee, padahal kan gue sengaja bela-belain beli itu seharga dua ratus sekian sekian baht karena bisa jadi tinted moisturiser juga. Aduh gimana yes, mubazir dong?

Ternyata tidak, saudara-saudara!
Kegundahan hati gue berakhir seketika saat gue membalik bukti belanja dan membaca,
"We will be happy to exchange for merchandise or give a refund if the product is returned in good condition within 30 days of purchase. Please retain this receipt and show to the store where you made this purchase."
Wah, bukan sehari dua hari atau satu minggu, bahkan lebih dari return policy sepatu di film My Name Is Khan! Hore!

Maka, pergilah gue dua hari kemudian ke Boots, dengan si sunblock yang masih terpajang manis di kotak kemasan. Maksud hati sih mau nuker sunblock, tapi cemas juga takut ditolak dengan segala macam justifikasi sepihak. Eh, ternyata mas-mas pharmacist-nya baik banget! Dengan bahasa Inggris yang fasih, dia bantuin gue milih sunblock baru setelah gue bilang, "I bought this two days ago but it has different colour with the one I already have, can I exchange it?". Dia bahkan bilang, gue boleh minta refund kalo gue mau. Wow, diganti uang tunai seharga barang waktu dibeli, siapa menolak?

Singkat cerita, gue ga nemu warna sunblock gue yang lama, jadilah gue minta refund. Yay, fresh money - uang segar! :D

Pas lagi nunggu duit refund, tatapan gue terdampar di sebuah pamflet di kasir. Gue sih awalnya ga ngerti isi pamfletnya (maklum, buta huruf), tapi ternyata ada terjemahan bahasa Inggrisnya. Pembelian di atas sekian baht dapat bonus senilai sekian, bisa pilih satu dari lima set sampel produk kosmetik yang tersedia. Dan pembelian di atas sekian sekian baht (dua kali lipat yang pertama) bonusnya lebih seru lagi. Nah lho, gue kan kemarin ini belanjanya lebih dari yang sekian sekian, tapi kok ga dapet bonus? Komplainlah gue ke si mas-mas pharmacist, dan dia langsung minta maaf sedalam-dalamnya dan langsung nawarin gue pilihan bonus yang tersedia.

Gue melirik satu set yang ada tinted moisturiser-nya dengan penuh damba, dan mas-mas pharmacist dengan baik hatinya mengizinkan gue membuka plastik dan ngetes warna si tinted moisturiser itu. Pas gue tanya apa ada warna lain, dia menghilang buat ngecek, oh ternyata ga ada warna lain. Gue tanya lagi apa ada set lain yang juga berisi si tinted moisturiser, dia ke belakang lagi, dan balik lagi dengan tampang apologetik sambil bilang kalo stoknya habis. Ya sudah, ambil yang ada di depan mata saja deh jadinya.
Aduh, makin ga enak hati deh jadinya, setelah sebelumnya menyangka kalo gue ga bakal bisa exchange barang apalagi refund. Maaf ya mas, saya sudah jadi pembeli yang galak dan berprasangka buruk..

Tapi cerita ini belum selesai, karena hari ini tanggal sembilan belas Agustus. Nah lho, apa hubungannya?
Jadi begini saudara-saudara sekalian, karena belanjaan gue itu lumayan banyak, gue dikasih tiga kupon diskon masing-masing senilai 250 baht, yang berlaku buat belanja produk skincare (lokal buatan Boots) minimal 300 baht. Tapi kuponnya ga bisa digabung, alias hanya berlaku satu kupon per transaksi. Wow, tampak lumayan. Tapi karena hari ini hari terakhir, kuponnya harus dibelanjakan kalau tidak mau tersia-siakan.
Lirik punya lirik, merk produk skincare yang di-cover sama kupon ini ada empat, dan dua di antaranya adalah produk anti-aging. Buset, gue kan masih muda belia. Skip. Jadi ada dua pilihan tersisa, tapi kok ga ada yang harganya pas 300 baht? Kalau ga dua ratusan, langsung loncat ke 350-an. Nemu merk yang tampaknya oke, tapi harganya 299 baht - kalo mau beli dua produk bakal habis minimal 400. Skip! Wah, tinggal satu merk yang tersisa, dan dia punya body lotion dan body butter yang harganya 350 baht. Cucok nih, tinggal dibeli satu-satu aja, biar semua kuponnya kepake. Ga apa-apa ya mas, saya ga licik kok, saya hanya berbelanja dengan strategi... hehehe.

Eh, tunggu dulu. Body lotion yang gue beli ini punya khasiat whitening dan SPF 30 toh? Berarti whitening sunblock - yang juga gue beli kemarin - bakal ga guna dong? Tanya ah, boleh minta refund lagikah? Wah, ternyata mas-mas pharmacist yang ramah itu bilang boleh! Hore lagi! Refund tiga ratus baht dibayar tunai! :D

0 feedbacks:

Post a Comment