Wednesday, 21 July 2010

balada kairo

Habis baca ini. Dan jadi ngenes.

Gue bukan orang yang berbakat menabung secara alami (#last resort).
Jadi perempuan simpenan, gue ga mau disimpen-simpen karena gue suka ngelayap (#15). Penghasilan sendiri belum punya, apalagi suami kaya (#14).
Lulus kuliah aja belum, maka jangankan jadi wartawan, pegawai perusahaan multinasional, apalagi pegawai negeri, jadi TKI pun tak mungkin... kecuali kalau magang di Deutsche Welle itu jadi, tapi entah kenapa gue sangat amat ragu akan feasibility-nya (#10-12 dan #8).
Jadi blogger ngetop, ah nulis artikel buat tugas kuliah aja belum becus (#9).
Gue ga ada bakat jual-menjual, maka coretlah kemungkinan berkarir di multilevel marketing (#7).
Dulu waktu masih SMA dan dalam masa pertumbuhan, gue bercita-cita jadi pramugari, tapi itu sudah gue kubur dalam-dalam karena mata minus, asma, dan tinggi badan yang alakadarnya (#6).
Kalo mau ikut konferensi ke luar negeri (lagi), harus pontang-panting ngemis dulu cari sponsor sana-sini biar ujung-ujungnya ga pake kartu kredit nyokap kaya waktu ke Jerman kemarin (#5).
Jarang berolahraga bukan awal yang baik untuk menjadi atlet profesional, apalagi yang cabangnya ajaib... macam angkat besi pake gigi (#4).
Bakat seni gue sama minimnya dengan bakat menabung (#3).
Menang kontes kecantikan sama tidak mungkinnya dengan menjadi pramugari, dengan alasan yang sama (#2).

Soal ikut perkumpulan yang memungkinkan gue pergi ke luar negeri, well, klub bahasa Inggris tampaknya potensial, dan World Universities Debating Championship terdengar menggiurkan. Tapi pendaftaran WUDC buat tahun ini di Botswana bahkan udah masuk tahap pembayaran, dan tahun depan, meskipun deket di De LaSalle University, Filipina, gue amat sangat berharap udah lulus kuliah. Tapi toh sebelumnya sudah teramat banyak kompetisi debat internasional yang rutin diadakan di mana-mana setiap tahunnya, dan selalu ada yang baru muncul, dan semuanya menggiurkan. Tapi lagi, kampus terlalu pelit melilit untuk mendanai seluruh kontingen tim debat ke luar negeri, setidaknya untuk beberapa tahun belakangan ini.

Ikut undian yang hadiahnya jalan-jalan gratis, ga pernah beruntung. Sekalinya ikut lomba, dapet hadiah ikutan International Youth Forum di Kairo, Mesir, tinggal bawa badan, paspor, dan koper. Tapi terpaksa harus dilepas.
Demi akhir dari perburuan ke tujuan-tujuan lainnya, yang ternyata tidak berjodoh. Demi karir akademik yang di masa lalu sering ditelantarkan, dan semoga di masa depan lebih gemilang. Demi salah satu impian terbesar dalam hidup gue.
Alasan nomor tigabelas.

0 feedbacks:

Post a Comment