Saturday 20 November 2010

ketika tidak ada alasan untuk merasa senang...

... gue merasa senang. ga tau kenapa.

mungkin karena di awal minggu ini gue galau gara-gara si rancangan penelitian dan kamerad-kameradnya, kesenangan-kesenangan yang sebenarnya tersebar di sepanjang minggu justru baru terakumulasi dan terasa sekarang. pun demikian, gue ga bakal menulis dalam rangka mencari-cari justifikasi untuk merasa senang.

tapi gue ga bisa menahan diri untuk ga menduga-duga, hal apa yang berpengaruh (paling) signifikan dalam membuat suasana hati gue berubah di akhir pekan.

mungkin karena gue berhasil membuat janji minggu ini, dengan dua narasumber sekaligus, untuk wawancara minggu depan. satu narasumber, yang tadinya minta gue buat "come to my campus, you know abac, the suvarnabhumi campus?", berubah pikiran dan mengalihkan lokasi wawancara di fakultas farmasi universitas chulalongkorn "for your convenience".

mungkin karena gue begitu terpukau dengan pertunjukan siam niramit dalam rangka field trip kuliah thai culture. gue dapet kursi pas di barisan tengah, menghadap pas banget ke tengah panggung. tata panggungnya cantik banget, dan artisnya betul-betul beragam - bahkan ayam, kambing, dan gajah sungguhan pun ada!

mungkin karena kuliah history of science kali ini ga kaya ngulang pelajaran ipa zaman smp, meskipun kelasnya jadi dua kali dalam seminggu karena ada make-up class. kuliah pertama, hari senin, belajar philosophical aspect of science, dengan dosen dari jurusan filsafat yang sangat menyenangkan dan penuh semangat. kuliah kedua, hari kamis, belajar sejarah seksualitas manusia, mulai dari anatomi sampai penyakit menular, bersama dokter muda nan rupawan. meskipun gue ga habis pikir kenapa dia harus bahas juga posisi-posisi lovemaking sama mahasiswa tingkat dua, dan menyemangati mereka buat cari buku elektronik kama sutra di internet, "for further reference"...

mungkin juga karena gue berhasil menahan diri untuk ga nonton bioskop selama di thailand sampai premiere harry potter and the deathly hallows part 1, dan film itu ternyata begitu sempurna. interpretasi sutradara dan penulis skenarionya atas buku ketujuh harry potter itu benar-benar bikin gue terperangah. berbekal pengalaman enam film sebelumnya, gue udah memutuskan buat ga berharap kalau film harry potter akan menjadi semata visualisasi dari apa yang tertulis di buku. keputusan itu ternyata bijaksana dan berujung bahagia. gue sangat suka cara david yates mengakhiri bagian pertama filmnya. dan ronald weasley, dan draco malfoy, oh Tuhan... mereka sungguh tampan.

oh, atau mungkin karena hari ini kuliah seminar gue pindah ke sebuah ruang konferensi di hotel bintang lima, di mana sebuah pertemuan se-asia tenggara tentang kebebasan berpendapat diadakan, dan profesor gue yang brilian itu jadi moderatornya. pembicaranya keren, cemilan pas tea break-nya enak, gue dapet tujuh kantung teh twinings sebagai oleh-oleh pula. gue juga ketemu dan ngobrol seru dengan sejumlah peserta, salah satunya asal indonesia.

ah, entahlah. gue kehabisan alasan. apapun alasannya, minumnya teh botol sosor *eh maaf typo* pokoknya gue senang.

0 feedbacks:

Post a Comment